Cerpen : Ada Yang Hilang (Part 1)
“Pasien
sudah sadar, dok” teriak suster yang berada tepat didepan muka ku.
Seketika
kulihat sekeliling, ramai sekali, semua orang menangis ketika aku melihat
mereka. Ayah, Bunda, Abang dan beberapa sahabatku pun tak henti menatapku.
“Heran,
kenapa mereka menangis ?” dalam benakku.
Ingin
sekali aku menyentuh mereka, tapi tangan kecil ku tak bisa ku gerakkan. Baru
aku ingat, terakhir aku sedang dirumah sakit karna penyakitku kambuh.
**********
Perkenalkan
nama ku Diandra Citra Sagita. Panggil saja Citra. Sejak lahir, aku hanya
memiliki satu ginjal. Itu yang membuat aku sering menghabiskan waktuku dirumah
sakit. Dokter bilang, hidupku tidak akan lama lagi, karna tubuh ku sudah tidak
mampu lagi hidup hanya dengan satu ginjal. Tapi aku bersyukur, karna masih bisa
bertahan sampai sekarang. Beruntung aku mempunyai orang tua yang sabar dan
kuat. Meskipun tak jarang aku melihat orang tua ku menangis memikirkan kondisi
badanku. Aku juga mempunyai seorang Kakak yang biasa aku panggil Abang, namanya
bang Dimas, Dimas Anggara Putra lengkapnya. Dia adalah seorang kakak yang
sangat peduli kepada ku. Hidupku bertambah lengkap dengan hadirnya 5 orang
sahabat yang selalu ada disampingku. Mereka Rani, Desti, Olla, Viona dan Mutia.
Kami selalu ber-6 sejak kami SMP. Tapi kini, di usia ku yang baru 19 tahun, aku
akan segera kehilangan mereka semua. Mereka yang sangat berarti dihidupku, yang
mampu membuat aku membuka mata di setiap harinya.
**********
Hari
ini aku diperbolehkan pulang dari rumah sakit. Hanya ada ayah, bunda, dan
abangku yang menemani. Semua sahabatku sedang sibuk dengan kuliah mereka. Lalu
aku ?? aku tidak diperbolehkan kuliah oleh Ayahku. Ayah takut kuliah merenggut
kesehatan serta pikiran ku yang selama ini sudah dijaga dengan baik. Ayah takut
aku lebih sering masuk rumah sakit nantinya. Jadi setelah lulus SMA, aku hanya
diam dirumah menikmati hari demi hari yang masih bisa aku lewati. Ketika
orangtua ku sedang ke ruang dokter untuk mengambil obat, tiba tiba ada yang duduk
di dekatku. Cowo tinggi, putih, dengan rambut lebat berwarna coklat kehitaman.
“Sedang
apa disini sendirian ? Mau ngambil obat ?” tanyanya
“Iya mau
ngambil obat. Kenapa memang ?” jawabku
“Hmmm
engga cuma nanya aja. Obat buat kamu ?” tanyanya karna mungkin melihat aku
duduk di kursi roda
“Iya. “
jawabku singkat
“Oh
yaudah semoga lekas sembuh ya “ katanya
“Iya
makasih” jawabku
“Aku
pergi dulu ya. Semoga kita bisa ketemu lagi “ sambil tersenyum dan lalu pergi
meninggalkan ku.
“Kenapa
dia mau bertemu lagi dengan ku ?? ada urusan apa ??” dalam benakku
Tak
lama ayah dan bunda ku datang. Kami ke mobil, dan segera pulang. Diperjalanan
aku berfikir, siapa cowo tadi ?? Aku merasa aneh saja, karna tak pernah ada
cowo yang mendekati aku sampai sekarang. Apalagi pada saat aku duduk di kursi
roda.
**********
Sesampainya
dirumah, aku disambut oleh Abang dan kelima sahabatku.
“Maaf
ya Cit, kita ga bisa jemput ke rumah sakit. “ kata Rani
“Iya
gapapa kok. Yang penting kan kalian udah disini sekarang. “ jawabku
“Gimana
udah mendingan kan, Cit ??” tanya Desti
“Udah
kok Des, buktinya udah boleh pulang kan ??” kataku
“Banyak
istirahat ya Cit..” tambah Olla
“Ya
ampun kalian tuh ga berubah ya. Bawel banget dari dulu. Iya iya gue bakal
istirahat total kok” kataku
“Lo
juga ga berubah Cit. Selalu aja bilang kita bawel” kata Mutia
“Ayo
anak-anak pada makan dulu…” teriak bunda dari ruang makan
“Iya
tante” jawab kelima sahabatku
**********
Hari
sudah berganti. Entah mengapa malam tadi tidurku begitu nyenyak. Lelap sekali.
Sampai aku tak sadar kalau waktu sudah menunjukan pukul 12 siang. Pasti semalam
Bunda memberikan aku obat tidur, pikirku. Tak lama aku bangun, Bunda datang ke
kamar dan menghampiri ku.
“Kamu
udah bangun Cit ?” tanya bunda
“Udah
kok Bun” jawabku sambil mengusap mata
“Siap-siap
gih. Jam 4 nanti kan kamu harus check-up Cit” kata Bunda
“Hah
check-up ?? Kan kata dokter aku udah sehat Bun. Buktinya udah boleh pulang kan
kemaren” jawabku
“Iya
tapi kan dokter juga harus ngecek kondisi kamu lagi sayang. Kamu mandi yaaa”
jawab Bunda lembut
“Iyadeh
Bun” jawabku pasrah,
Aku pun
beranjak dari tempat tidur dan segera mandi. Setelah siap, aku berangkat
kerumah sakit hanya ditemani Bunda dan supir pribadi kami, Pa Ujang.
**********
Sesampainya
dirumah sakit, aku berjalan keruang dokter. Ketika melewati lobby rumah sakit,
aku melihat cowo yang waktu itu. Cowo yang tiba-tiba datang menghampiriku dan
senyum kepadaku. Aneh, sedang apa dia disini ?? oh mungkin dia datang menjenguk
kerabatnya yang sakit, pikirku. Setelah dokter memeriksa kondisi ku, dokter
bilang aku baik-baik saja. Bahkan jauh lebih baik dari sebelumnya. Tapi, dokter
perlu menambahkan beberapa jenis obat agar kondisi ku tetap stabil. Keluar dari
ruangan dokter, aku dan Bunda pergi mengambil obat. Seperti biasa, aku duduk
sendiri ketika menunggu Bunda. Bedanya, tanpa kursi roda saat ini. Ketika aku
sedang membalas BBM dari Rani, tiba-tiba cowo itu datang lagi. Ya, cowo yang
waktu itu. Dia datang, lalu duduk disampingku.
“Hai,
syukurlah doaku terkabul…” katanya
“Doa
apa ??” tanyaku bingung
“Kamu
lupa, pertama kita ketemu aku kan berdoa supaya kita bisa bertemu lagi”
jawabnya
“Oh
itu….” jawabku datar
“Kamu
sedang apa disini ? sendirian lagi ?” tanyanya
“Ya,
seperti waktu itu. Kamu sendiri ngapain disini ? “ aku balik bertanya
“Hmm eh
iya kita kan belum kenalan” jawabnya mengalihkan pembicaraan
“Aku Aska.”
dia memperkenalkan diri sambil mengulurkan tangannya
“Citra..”
jawabku sambil membalas uluran tangannya
“Oh
nama kamu Citra… Eh iya, kamu baru ya berobat disini ?” tanyanya
“Iya
emang kenapa ?” tanyaku
“Hmm
gapapa sih, pantesan aku baru liat kamu belakangan ini” jawabnya
“Emang
kamu sering kesini ya ?” balasku
“Lumayan
sering sih… Hmm aku boleh nanya sesuatu ga ??” katanya
“Nanya
apa ?” kataku
“Hmmm
memang nya kamu sakit apa sih ??” tanyanya
“Kamu
mau tau ??” aku balik bertanya
“Iya
aku mau tau” jawabnya
“Hmm
sejak lahir, aku cuma punya satu ginjal. Itu membuat kondisi badanku ga sekuat
orang lain. Tiga tahun terakhir, aku berobat di Singapura. Karna jauh, orang
tuaku putuskan untuk berobat disini. Baru sebulan aku berobat dirumah sakit
ini” jelasku lengkap
“Oh
gitu… Banyak kok orang yang bisa bertahan cuma dengan satu ginjal “ dia
terlihat memberikan aku semangat untuk terus bertahan hidup
“Iyasih.
Tapi orang yang cuma punya satu ginjal, hidupnya pasti menderita. Ga akan
berjalan mulus seperti orang lainnya” jawabku
“Kata
siapa ??” tanyanya
“Tapi
emang itu yang aku rasain !!” jawabku ngotot
“Kamu
tuh harusnya ……..” belum selesai dia berbicara, dia melihat Bunda berjalan
kearahku
“Cit,
aku pergi dulu yaa. Lain kali kita sambung lagi.” Lanjutnya yang terlihat
terburu-buru
Belum
sempat aku menjawab, dia sudah pergi meninggalkanku. Tak lama, Bunda datang.
“Maaf
ya Cit, Bunda lama. Tadi abis ngobrol dulu sama dokternya” kata Bunda
“Iya
gapapa kok, Bun” jawabku sambil melihat cowo itu lari entah kemana
“Ayo
pulang Cit. Ayah pasti udah nungguin kita deh” kata Bunda
Setelah
itu aku dan Bunda pun pulang. Di jalan aku berpikir, kenapa aku cerita ke dia
tentang penyakit ku ini ya ? kenapa aku semudah itu terbuka sama dia ? padahal
biasanya aku termaksud tipe orang yang tertutup kalau sama orang baru. Tapi
kenapa sama dia aku cerita semuanya ?? sudahlah, ga usah dipikirin.
**********
Beberapa
hari kemudian, aku pergi bersama kelima sahabatku. Kami pergi ke toko buku
seperti biasanya. Tapi ketika yang lainnya sedang sibuk membaca, tiba-tiba dadaku
terasa sesak. Sesak sekali, sampai aku tak bisa bernafas. Semua yang semula
berwarna, kini semua hitam di mataku. Aku mencoba bersandar, tapi tak ada
sandaran. Aku mencoba menggapai sesuatu, tapi semuanya terasa jauh dari
tanganku. Sampai akhirnya aku terjatuh dan tak sadarkan diri. Ketika aku
membuka mata, aku tahu kalau aku berada dirumah sakit. Berada di kamar tempat
biasa aku menghabiskan waktu. Semua yang kukenal ada disampingku. Ayah, Bunda,
Abang, kelima sahabatku, dan juga Aska. Aska ???? kenapa dia disini ?? kok bisa
sih ?? aku jadi bingung sendiri. Tak lama aku membuka mata, tapi mata ku ingin
terpejam lagi. Tanpa sadar aku pun tertidur.
Setelah
bangun, aku melihat Aska didepanku. Ini mimpi atau apasih ? pikirku. Tapi
setelah aku berkedip berkali-kali, ternyata ini bukan mimpi. Kalau ini bukan
mimpi, kenapa cuma ada Aska di ruangan ini ??
“Kenapa
?? kamu nyariin Ayah sama Bunda kamu ?? Mereka lagi di ruang dokter kok. Bicara
orang dewasa. Kamu tenang aja..” tanya Aska yang mungkin tahu aku kebingungan
“Kamu
kok disini sih ??” tanya ku yang sudah heran dari tadi
“Jadi
gini, seminggu yang lalu waktu aku lagi nungguin kamu ditempat biasa kamu
ngambil obat, tiba-tiba aja aku ngeliat Bunda kamu. Terus aku ikutin aja dari
belakang. Sampai Bunda kamu masuk ke ruangan ini. Aku ngintip, eh gatau nya aku
liat kamu lagi tidur. Muka kamu puceeeet banget. Banyak alat-alat di badan
kamu. Waktu Bunda kamu keluar, aku samperin Bunda kamu. Aku perkenalkan diri
aku. Terus aku bilang kalo aku mau jenguk kamu, aku mau bantuin buat jagain
kamu. Cukup lama sih waktu aku buat ngeyakinin Bunda kamu kalo aku tuh orang
baik-baik, sama sekali ga ada niat jahat ke kamu. Tapi akhirnya aku di bolehin
masuk keruangan ini.” Jelas Aska kepadaku
“Tunggu
deh, kamu bilang seminggu yang lalu kamu nungguin aku ??” tanyaku
“Iya.
Asal kamu tau aja ya, sejak terakhir kita ketemu, aku selalu nungguin kamu di
rumah sakit. Di tempat biasa kamu ngambil obat. Karna aku yakin kamu pasti
kesini lagi. Tapi udah dua minggu aku nungguin kamu, kamu ga dateng-dateng.
Sampai akhirnya seminggu yang lalu kamu dateng kesini dengan keadaan ga sadar.
Aku panik banget, takut kamu
kenapa-napa. Untung aja Bunda kamu baik, jadi aku bisa jengukin kamu ” lanjut
Aska
“Aku
disini dari seminggu yang lalu ??” tanyaku yang semakin heran
“Iya.
Kamu tuh udah tidur seminggu disini” jawab Aska
“Masa
sih ??” tanyaku yang kaget mendengar jawaban Aska
“Iya
aku serius. Kata dokter, kondisi kamu kemaren tuh ngedrop banget. Tapi
syukurlah kamu udah sadar sekarang” jawab Aska
“Citra
??? syukurlah kamu udah sadar, nak……” teriak Bunda yang tiba-tiba datang dan
langsung memelukku
”Emang
Citra kenapa sih Bun ??” tanya ku
“Udah
kamu jangan banyak bicara dulu ya sayang, Kamu istirahat aja dulu. Biar kamu
cepet sembuh nak” jawab Bunda lembut
“Cit,
aku pamit dulu ya… Permisi tante” Aska berpamitan kepada aku dan Bunda ku.
Mungkin dia ingin membiarkan aku dan Bunda berduaan
“Oh
iya….” Jawabku singkat
“Hati-hati
ya Aska..” tambah Bunda
“Iya
tante. “ jawab Aska yang lalu pergi
“Cit,
kamu kenal Aska dari mana ??” tanya Bunda kepadaku
“Emang
kenapa Bun ?? “ tanyaku yang heran
kenapa Bunda tiba-tiba menanyakan soal Aska
“Engga
Bunda cuma heran aja. Kok dia perhatian banget sih sama kamu. Peduli banget
sama kondisi kamu” jawab Bunda
“Engga
kok Bun. Orang biasa aja” kataku ke Bunda
“Meskipun
Bunda baru kenal beberapa hari aja sama Aska, tapi Bunda yakin banget kalo Aska
itu orang baik, Cit. Dan Bunda juga yakin kalo dia itu tulus peduli dan jagain
kamu. Ga ada maksud lain” jelas Bunda
kepadaku yang seolah-olah memuji Aska
“Ya
ampun, Bunda apaan sih. Aku tuh belum lama kenal sama dia. Itu juga ga sengaja
kok” kataku ke Bunda.
“Aska
selalu dateng kesini lho, Cit buat negokin kamu. Setiap hari semenjak kamu
disini, dia selalu ada. Dari kamu masih belum sadar, sampai kamu sadar dia ada
di ruang ini. Dia tuh tau banget kondisi kamu, Cit” jelas Bunda yang memuji Aska
“Masa
sih Bun Aska kesini setiap hari ??”
tanyaku yang semakin penasaran
“Iya
Citra. Masa Bunda boong sih sama kamu… “ tegas Bunda yang semakin memuji Aska
“Kamu
cocok tau Cit sama Aska…” ledek Bunda
“Bunda,
apaan siih ??? “ jawabku yang berpikir Bunda mulai ngawur
“Bunda
udah izinin kamu pacaran kok. Kan kamu udah mau 20 tahun. Udah waktu yang pas
buat kamu cari pasangan. Dan menurut Bunda, Aska itu cocok banget sama
kamu” jelas Bunda yang semakin ngawur
“Aku
tuh baru kenal sama Aska, Bun. Aku belum tau dia itu orang yang seperti apa.
Jadi ya ga mungkin lah aku pacaran sama dia”
jawabku
“Yaudah
kamu kenalan lah sama Aska lebih dalam. Bunda yakin kok Aska itu anak baik,
Cit. Percaya deh sama pilihan Bunda”
kata Bunda yang seakan-akan memaksaku
“Yaudah
kamu istirahat aja yah. Bunda mau beli makanan dulu.” Lalu Bunda pergi
Entah
mengapa aku memikirkan semua perkataan Bunda tentang Aska. Apa benar dia selalu
menunggu aku selama ini ?? Apa mungkin Aska sebaik yang Bunda bilang ?? Tapi
kenapa dia peduli sekali ?? kami kan kenal belum lama. Itupun juga ga sengaja
kok. Banyak sekali pertanyaan yang ingin aku lontarkan ke Aska. Tapi mau
gimana, nomer telepon nya aja aku ga punya. Yaudah lah tunggu besok aja, toh
dia juga pasti kesini lagi, pikirku.
**********
Jam
dinding sudah menunjukan pukul delapan malam. Tapi entah kenapa Aska belum ke
rumah sakit hari ini. Oh mungkin dia ada urusan, pikirku. Yaudah lah tunggu
besok saja. Keesokan harinya, Aska juga tidak datang. Pasti urusannya sangat
penting. Hampir seminggu aku menunggu Aska, tapi dia tak kunjung datang.
“Cit, kok belakangan ini Aska
ga kesini ya ??” tanya Bunda kepadaku
“Aku juga gak tau, Bun.”
Jawabku
“Aneh banget sih, biasanya kan
dia selalu kesini buat nengokin kamu. “ kata Bunda
“Aku bilang juga apa, Aska itu
ga sebaik yang Bunda pikir… “ kataku
“Bunda ga mungkin salah Cit.
Mungkin Aska banyak urusan kali sekarang”
kata Bunda yang mulai membela Aska.
Hari
demi hari aku lalui. Tapi Aska juga belum datang sampai sekarang. Aku makin
memikirkan dia. Kemana dia ?? kenapa menghilang tiba-tiba ?? Ah, kenapa aku
jadi nyariin Aska sih ?? Jujur, didalam hati kecil ku, aku ingin sekali
mengenal dia lebih dalam. Tapi kenapa disaat aku mencoba untuk mengenalnya, dia
malah pergi, menghilang entah kemana. Apa dia cuma main-main ?? Tapi kalau
ingat semua cerita Bunda tentang Aska, sepertinya dia ga mungkin main-main.
Tapi kalau dia serius, kenapa dia menghilang ?? Aaaaaah, kenapa aku
terus-terusan mikirin Aska sih ?? Ada apa sebenarnya ??
**********
Setelah
hampir sebulan dirumah sakit, akhirnya aku diperbolehkan pulang. Ketika
melewati lobby rumah sakit, aku mengingat pertemuan demi pertemuan aku dan Aska
yang singkat. Walaupun baru bertemu beberapa kali, tapi aku merasa ADA YANG
HILANG ketika dia tak ada. Kemana ya sebenarnya Aska pergi ?? Kenapa sampai
sekarang dia tak datang menemui aku ??
BERSAMBUNG …………………
Komentar
Posting Komentar