Manusia Dan Keindahan
KEINDAHAN SECARA LUAS
Kata keindahan berasal dari suku kata indah, artinya bagus,
permai, cantik, elok, molek dan sebagainya. Keindahan adalah perasaan dan kesan
yang timbul karena objek yang di lihat, didengar, dan dirasa memiliki bentuk, gerakan,
suara yang sangat elok dan membuat hati menjadi senang sehingga membuat panca
indra kita selalu ingin merasakan kesan seperti itu secara terus menerus, walaupun
secara terus menerus namun tidak menimbulkan rasa jenuh.
Keindahan biasanya sangat di sukai oleh manusia, karna panca
indra manusia selalu ingin merasakan keindahan yang bisa mereka kenang di masa
yang akan datang. Manusia pun bisa di katakan sebagai salah satu objek
keindahan, itulah alasan mengapa manusia sangat erat hubungannya dengan
keindahan. Namun demikian manusia suka lalai akan kewajiban nya di dunia akibat
keindahan. Keindahan ada yang bersifat kekal dan sementara, namun biasanya
keindahan yang kekal berasal dari kelakuan dan hati seorang manusia yang sangat
baik dan selalu ingat dengan Tuhannya.
Keindahan bisa muncul dengan relatif, tergantung dari siapa
yang melihatnya, dari segi apa dia menilai nya, dan seperti apa seseorang
mendengar dan merasakan nya. Salah satu contoh keindahan yang telah di berikan
Tuhan kepada kita sebagai manusia yaitu wanita. Namun keindahan mereka suka di
salah gunakan oleh manusia, oleh karna itu hendaknya kita sebagai manusia yang
baik hendak nya kita menjaga keindahan yang telah di berikan oleh Tuhan kepada
kita.
NILAI ETENTIK
Nilai yang berhubungan dengan
segala sesuatu yang tercakup dalam pengertian keindahan disebut nilai etentik. Dalam bidang filsafat,
istilah ini sering kali dipakai sebagai kata benda abstrak yang berarti
keberhargaan (wort) atau kebaikan (goodness). Atau Nilai Etetik juga
bisa disebut sebagai kemampuan yang dianggap ada pada suatu benda yang dapat
memuaskan keinginan manusia, sifat suatu benda yang menarik minat seseorang
atau suatu kelompok.
NILAI
EKSTRINSIK
Nilai
ekstrinsik adalah sifat baik
dari suatu benda sebagai alat atau sarana untuk sesuatu hal lainnya, yakni
nilai yang bersifat sebagai alat atau membantu contohnya puisi, bentuk puisi
yang terdiri dari bahasa, diksi, baris, sajak, irama, itu disebut nilai
ekstrinsik.
KONTEMPLASI DAN EKSTANSI
Kontemplasi adalah dasar dalam diri manusia untuk menciptakan sesuatu yang
indah yang merupakan suatu proses bermeditasi merenungkan atau berpikir penuh
dan mendalam untuk mencari nilai-nilai, makna, manfaat dan tujuan atau niat
suatu hasil penciptaan. Ekstansi adalah
dasar dalam diri manusia untuk menyatakan, merasakan dan menikmati sesuatu yang
indah.
TEORI-TEORI DALAM RENUNGAN
Renungan berasal dari kata renung.
Merenung artinya dengan diam-diam memikirkan sesuatu, atau memikirkan sesuatu
secara mendalam. Renunagn adalah hasil merenung . Orang yang merenungkan setiap
kegiatannya/segenap pengetahuannya yang dia miliki dapat disebut berfilsafat.
Tetapi tidak semua orang mampu berpikir berfilsafat. Dimana berfilsafat mendasarkan
diri pada penalaran. Teori-teori dalam renungan di bagi atas 3 macam teori
yaitu:
a. Teori
metafisika, Plato mendalilkan
adanya dunia ide para taraf yang tertinggi, sebagai realita illahi itu.
b. Teori
pengungkapan, dalam
teori ini dikatakan oleh Benedelto Croce. Bahwa seni adalah pengungkapan
kesan-kesan yang dimiliki seserang
c. Teori
psikolgis, dinyatakan bahwa
proses penciptaan seni adalah pemenuhan keinginan bawah sadar dari seorang
seniman.
TEORI-TEORI DALAM KESERASIAN
Keserasian berasal dari kata serasi
dan dari kata rasi, artinya cocok, kena benar, dan sesuai benar. Kata cocok,
kena dan sesuai itu mengandung unsur perpaduan, pertentangan, ukuran, dan
seimbang. Perpaduan misalnya : Lagu atau nyanyian-nyanyian merupakan unsur
pertentangan antara suara tinggi-rendah, panjang-pendek, keras-halus yang
terpadu begitu rupa sehingga telinga kita dibuat asyik mendengarkan dan hati
kita pun merasa puas.
Teori dalam keserasian dikelompokkan dalam tiga kelompok
besar, yaitu :
a. Kelompok
yang berpendapat bahwa keindahan itu subjektif adanya.
Yakni karena manusianya menciptakan
penilaian indah dan kurang indah dalam pikirannya sendiri. Barangkali pernah
juga kita dengar pepatah “Des Gustibus Non Est Disputandum” selera keindahan
tak bisa diperdebatkan.
b. Kelompok
yang berpendapat bahwa keindahan objektif adanya.
Yakni karena keindahan itu merupakan
nilai yang intrinsik ada pada suatu objek, artinya seekor kupu-kupu memang
lebih indah dari pada seekor lalat hijau.
c. Kelompok yang berpendapat bahwa keindahan itu
merupakan pertemuan antara yang subjektif dan yang objektif.
Artinya kualitas keindahan itu baru
ada apabila terjadi pertemuan antara subjek manusia dan objek substansi.
Komentar
Posting Komentar